Aaaa

Selasa, 16 Desember 2008

Santriyah Antara Banjir dan Sumur

Minggu petang(14/12) seluruh santri disibukan oleh hujan deras yang menyebabkan area pesantren digenangi air. Beruntung, kobong ikhwan yang tinggi menyebabkan air tidak mampu menyusup kedalam, namun naas bagi akhwat yang kamar-kamarnya hanya kurang lebih 5 cm diatas tanah tidak mampu membendung air yang cukup besar, alhasil tepat saat hendak menunaikan sholat magrib semua santri dikerahkan untuk mengendalikan jalur air agar barang-barang yang berada di dalam kamar dapat diselamatkan. Saat pekerjaan berlangsung, semua warga Al-Mukhlishun dihebohkan oleh seorang santri, Anjas,santri yang belum lama tinggal dan tidak tahu bahwa di depan kobong terdapat "balong" tak berpenghuni. Air yang tinggi dan 'kiruh' menyebabkannya tidak dapat melihat bahwa disana terdapat 'balong', spontan saat dia berjalan dia jatuh ke dalam "balong". Semua warga tertawa meski dalam keadaan menegangkan. Kurang lebih sekitar 45 menit air bisa dikendalikan.

selain itu, pada hari jum'at(12/12) seluruh santri (lk) 'nawu sumur santriyah'. Hal ini dilakukan karena banyak santri (pr) yang mengeluh kalau sumur tersebut ;bau leutak'. Pekerjaan dimulai dari pukul 12.30-14.30. Pekerjaan dihentikan karena semua santri sudah kelelahan disebabkan kurangnya personil. Meski sumur tidak seluruhnya dikuras, namun dari pengakuan santriyah yang kami wawancarai bahwa sekarang sumurnya sudah tidak terlalu bau.

0 komentar:

Template by:
Free Blog Templates